Istriku Tidak Perawan. Bento mencari-cari. Di balik bantal, di balik selimut dan di atas seprei tetapi hasilnya nihil! Tidak ada noda. Noda merah yang seharusnya ada itu, tidak terlihat di mana-mana. Bantalnya masih putih bersih pun selimut dan sepreinya. Padahal seharusnya ada noda. Mita yang tertidur di sampingnyasudah bersumpah akan ada noda. Tetapi tak ada noda sama sekali dan Bento mulai geram. Di mana noda itu? Ingin sekali Bento menguncang-guncang tubuh Mita, bertanya padanya di mana noda yang seharusnya ada di malam pertama mereka.
Ingin sekali Bento membangunkan Mita, perempuan yang telah dia nikahi tadi siang. Mita perempuan yang bersamanya telah bersumpah sampai mati untuk tetap bersama hingga ajal yang memisahkan. Sumpah suci yang seharusnya diucapkan oleh orang-orang yang masih suci. Dan tiba-tiba Bento tersadar perempuan itu tidak lagi suci, dia tidak lagi perawan. Dengan geram laki-laki itu mengambil koper di atas lemari kamar pengantin, memasukan semua baju-bajunya ke dalam koper dan segera pergi dari kamar pengantin mereka. Tidak lupa Bento menelpon pengacaranya, mengurus surat perceraian.
**
“Katakan apa alasan Anda menggugat cerai istri Anda? Kalian baru menikah satu hari!” Kata hakim di sidang perceraian. Bento didampingi pengacaranya, demikianpun Mita, Wajah perempuan itu tampak pucat.
“Perempuan itu tidak perawan!” Kata Bento kepada hakim, hakim berusia kurang lebih lima puluh tahun dengan kumis klimis di atas bibirnya itu tampak menghela napas.
“Apakah Anda yakin?” Tanyanya.
“Tentu saja saya yakin, tidak ada noda di malam pertama kami.” Bento bersikeras
“Apakah kaMita hal sepele itu Anda menggugat cerai istri Anda?”
“Itu bukan hal sepele, Pak Hakim. Istri saya mengatakan dia masih perawan sebelum kami menikah.” Kata Bento, Hakim merenung sebentar kemudian bertanya kepada Mita.
“Apa tanggapan Anda tentang gugatan cerai suami Anda?” Mita menarik napas panjang, dia menatap Bento sebentar, tatapan yang dibalas Bento dengan memalingkan wajah.
“Saya menerima semua yang suami saya inginkan. Saya bersalah, saya memang tidak perawan dan saya bersalah tidak menceritakanya sejak awal.” Mita kemudian terdiam, pun para pengacaranya, hakim dan Bento. Semua terdiam.
**
“Kudengar kau akan bercerai dengan istrimu? Ada apa?” Asni bertanya. Bento menatapnya tersenyum
“Dia tidak perawan!” Jawab Bento, Asni terkesiama.
“Hanya kaMita itu! Itu alasan paling bodoh yang pernah kudengar.”
“Hey, dia berkata padaku dia masih perawan tetapi kenyataannya tidak. “
“Lah, tetapi masa kaMita alasan sepele begitu kalian bercerai?”
“Ini bukan hal sepele, dia telah berbohong padaku. Bayangkan saja selama dia tak menjadi istriku dia tak bisa menjaga diri, Padahal sejak awal aku mengatakan padanya ingin istriku seorang perawan.”
“Itu namanya tidak adil, kau menuntut istrimu suci, sementara kau sendiri tidak suci.”
“Maksudmu?”
“Apakah kau masih perjaka?”
“Perawan dan perjakakan berbeda!”
“Sama saja, kalian sama-sama telah bernoda. Istrimu mungkin hanya dinodai seorang pria sementara kau. Ahh, kau memang egois.”
“Istriku tidak perawan dan itu sebuah kesalahan. Coba kalau dia bercerita sejak awal, mungkin aku bisa menerima.”
“Lah, kalau begitu apa kau pikir istrimu tidak akan jijik kepadamu yang suka tidur dengan pelacur. Kau lebih buruk dari istrimu.”
“Diamlah, aku tidak membayarmu untuk menceramahiku tentang mantan istriku.” Kata Bento akhirnya, kata-kata Asni benar-benar membuat Bento tersudut. Asni tersenyum mengejek, kemudian bangkit dari tempat tidur dan berlalu ke kamar mandi. Lima menit kemudian dia keluar dan telah berpakian lengkap.
“Hey, mau kemana kau? Kita belum selesai.”
“Maaf aku malas melayani orang munafik. Aku hanyalah pelacur tetapi aku punya hak menolak siapa yang tidur denganku. Dan mulai sekarang aku tidak ingin kau menjadi pelangganku lagi.” Kata Asni itu lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Bento yang geram. Keinginannya memiliki istri masih perawan semakin kuat.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !